Violet, gadis manis itu berdiri persis di dekat tempat dudukku di atas bus kota. Aku tahu namanya lewat label nama di atas dadanya yang padat itu. Bahkan bau parfumnya, tidak asing bagi penciumanku, sebab, aromanya sama dengan yang dipakai kekasihku.
“Silakan duduk mbak!” tawarku padanya sedikit nakal. “Terima kasih.” jawabnya singkat, lewat bibirnya yang tipis itu, tanpa menoleh ke arahku. Jam di tangannya tak pernah lepas diliriknya.
“Kiri, pak!” teriaknya. Bus kembali melaju perlahan meninggalkan gadis manis berambut panjang itu. Kini, yang berdiri di sebelah dudukku laki-laki brewok tampang sangar. Aku diam membisu, berharap bus segera mengantarku di halte berikutnya.
(Cuma iseng)
0 komentar:
Posting Komentar
Apapaun komentar dan kritik Anda, bermanfaat bagi perbaikan blog aku. Terima kasih.